Sendiri Tak Berarti Seorang Diri

Assalamu’alaikum

Halo teman-teman.. Ini adalah posting pertamaku di rumah. Tanggal 10 kemarin aku balik dari Bintaro. Sekedar berbagi pengalaman selama perjalanan mudikku yang mungkin beberapa orang juga pernah mengalaminya. Selamat membaca.. ๐Ÿ™‚

Sebenarnya UAS kami selesai tanggal 4 Agustus 2011, namun karena ada beberapa hal yang harus aku kerjakan, aku baru bisa pulang tanggal 10 Agustus. Teman-teman yang searah udah pulang duluan. Ada yang pulang tanggal 5, 7, ada juga yang tanggal 8. Daripada sibuk mikirin temen balik dan tugasku ga terlaksana, aku balik sendirian.

Tanggal 10 aku berangkat ke Kreo dengan diantar kakak sepupuku. Tumben banget bus yang aku tumpangi belum datang. Waktu busnya datang, agak mencurigakan juga. Agak jelek, ga kaya biasanya. Tapi aku diam saja dan langsung naik.

Teman dudukku adalah seorang bapak, pensiunan. Beliau hendak pulang ke Magelang. Lalu teman sebelahku, seorang perempuan yang baru ambil cuti pulang ke Secang. Aku duduk di bangku nomer 14.

Belum lama bus berjalan, aku merasa gerah. Ternyata AC bus mati. Padahal seperti yang kita tahu, bus berAC tidak punya jendela. Jelas saja, seluruh penumpang bus kegerahan, ada juga yang sampai marah. Ditambah lagi dengan kemacetan di tol yang membuat suasana bertambah panas.

Tiba-tiba bus yang kami tumpangi berhenti. Ternyata kampas koplingnya habis. Tak tahan dengan udara panas di dalam bus, beberapa orang penumpang, termasuk aku, keluar mencari udara segar.

Apes nasib kami, bus yang kami tumpangi harus ditarik. Kami diharuskan pindah ke bus seri N yang kebetulan berada di belakang bus kami.

Jangan bayangkan penderitaan kami berkurang, karena di bus tumpangan ini beberapa orang dari kami tidak kebagian tempat duduk dan harus berdiri sampai tiba di tempat makan, di mana kami akan dioper lagi ke bus lain. Berapa lama kira-kira dari tol ke tempat makan? Jawabnya adalah 3 jam perjalanan dan selama itu pulalah kami harus berdiri.

Meskipun sendiri, Allah telah memberikanku teman penumpang-penumpang lain yang ramah dan tentunya senasib (hehe). Selama 3 jam perjalanan yang pastinya melelahkan itu, aku mengobrol dengan perempuan yang duduk di sebelahku di bus sebelumnya dan seorang ibu dari Ponjong.

Eh, di tengah perjalanan penumpang di dekatku mabuk dan muntah sampai beberapa kali. Karena perutku belum terisi makanan dan dalam keadaan capek dan sumpek, aku malah ikut-ikutan mual. Beruntung aku ga sampai muntah.

Sampai di tempat makan, aku sudah mulai membayangkan mie rebus dan segelas teh panas. Tapi aku harus kecewa karena sampai di tempat makan, barang-barang kami langsung diturunkan dan kami berpisah satu sama lain menumpang bus yang berlainan.

Akhirnya aku satu bus dengan ibu dari Ponjong tadi. Perempuan yang sejak tadi bersamaku sekarang harus berpisah karena tidak satu arah.

Kami akhirnya diberi tempat duduk paling ujung belakang yang masih kosong. Bus kemudian langsung berangkat tanpa memberi kami waktu untuk istirahat.

Ada 5 orang pindahan yang berada satu bus denganku. Dua orang turun di Magelang, 1 orang di Piyungan, 1 orang di Karangmojo, dan 1 orang di Ponjong.

Setelah mengobrol beberapa saat dan sama-sama bersyukur karena sudah bisa mendapatkan tempat duduk, aku kelelahan dan tertidur. Baru dua jam tidur, bus kami melewati jalan bergelombang. Tempat duduk kami yang berada tepat di atas ban belakang bus, ditambah dengan sopir bus yang berobsesi sebagai pembalap, membuat kami melompat-lompat, berasa naik wahana kora-kora yang ada di Duffan dan duduk paling belakang. (-__-“)

Saking obsesinya jadi pembalap jugalah yang membuatku sampai di Wonosari pukul 7. Padahal jika diperhitungkan dengan kecepatan normal, seharusnya bus tersebut baru tiba di Wonosari sekitar pukul 9.

Lumayan juga perjalanan pulang ini. Meskipun pulang kampung sendirian, namun asal kita bisa berbaik sangka pada Allah dan orang-orang sekitar, kita tidak akan merasa kesepian. Allah pasti membantu kita dengan mengirimkan orang-orang baik dan jujur untuk memberi pertolongan kepada kita.

Bahasanya berantakan banget ni. Intinya, meskipun capek, ngantuk, ribet, tapi aku bersyukur bisa sampai di rumah dan bertemu keluarga tercinta dengan selamat. ๐Ÿ™‚

Wassalam

Ramadhan ^^

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya, pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat, juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak memperoleh apa-apa”

(HR. Ahmad dan an-Nasa`i)