SATGAS in Action part B

Akhirnya, setelah jeda sekian lama halaman ini dapat saya isi kembali. πŸ˜€

Setelah Action hari pertama yang aku tulis di “SATGAS in Action part A” sekarang mari menuju Copa in Action hari kedua.

Tak banyak kegiatan yang dilakukan di hari kedua ini. Untung hari kedua ini alhamdulillah aku udah bisa ikut. Seperti hari pertama, acara dimulai pukul 6.30 dengan registrasi. Pendamping kegiatan masih bersama LO ArBo.

Pembukaan acara hari kedua ini diisi dengan kata-kata motivasi dari korlak. Sayang sekali aku udah lupa waktu itu apa aja yang diomongin. πŸ˜›

Acara dilanjutkan dengan yel-yel dari kelas yang belum dapet giliran maju waktu hari pertama. Karena kelas kami sudah dapat giliran pada hari pertama, kami hanya duduk-duduk mengobrol sambil melihat penampilan kelas lain.

Puncak acara di hari kedua ini adalah talkshow oleh Helmi Yahya. Beliau adalah salah satu alumni STAN spesialisasi Akuntansi Pemerintahan, sama seperti kami. Setelah lulus dari STAN dan bekerja serta melanjutkan studi hingga setingkat S1, Helmi Yahya mendapat beasiswa belajar ke Amerika. Beliau bercerita, untuk mengetahui kualitas lulusan STAN seangkatan beliau cukup mudah. Yang berprestasi dan cerdas (serta beruntung menurutku) mendapat beasiswa belajar ke Amerika, setingkat di bawahnya yang masih tergolong pintar mendapat beasiswa ke Inggris (kalau ga salah sih), setingkat lagi di bawahnya tapi masih cukup berkualitas mendapat beasiswa pendidikan ke Australia (kalau ga kebalik sama yang nomer 2), sedangkan sisanya yang melanjutkan pendidikan pascasarjana di Indonesia atau negara lain, bisa ditebak sendiri lah, kata beliau.

Banyak nasihat yang beliau sampaikan kepada kami, mahasiswa baru STAN spesialisasi Akuntansi Pemerintahan yang dapat kami jadikan motivasi. Diantaranya kami tidak harus tergantung pada dosen. Jika dosen jarang masuk atau pengajarannya kurang jelas, kita harus bisa belajar sendiri, berusaha untuk memahami pelajaran dengan kemampuan sendiri. Bisa dengan membaca buku, browsing, maupun bertanya pada teman atau dosen lain yang lebih paham. Kata beliau, “Anak STAN itu, makin jarang dosen masuk, malah makin pintar.” Alasannya, dengan semakin jarang dosen masuk, usaha kita untuk memahami pelajaran akan semakin tinggi. Ketika dosen rajin masuk, tidak menutup kemungkinan ilmu yang kita pelajari hanya sebatas yang diajarkan dosen. Ini karena kita terlalu bergantung pada dosen, sehingga apa yang kita pelajari hanya terbatas pada yang diajarkan oleh dosen.

Meski merupakan lulusan STAN, beliau tidak lagi bekerja di kementerian keuangan. Dengan keberanian yang tinggi, beliau eksodus dan memilih berwirausaha. Namun beliau tidak mengajarkan kami untuk eksodus. Beliau mengajarkan kepada kami tentang pentingnya prinsip dan keberanian mengambil resiko atas apa yang kita lakukan. Helmi Yahya tidak suka jadi pegawai negeri, beliau memilih eksodus dan berwirausaha. Beliau tegas dan berani mengambil resiko serta tahu apa yang harus dia lakukan. Oleh sebab itulah beliau sukses hingga sekarang.

Talkshow yang sangat menyenangkan. Semoga nasihat-nasihat dari beliau bermanfaat bagi kami dalam menjalani kuliah, maupun setelah memasuki dunia kerja kelak.

Selain talkshow, ada juga pensi dari beberapa kelas. Dari sekian kelas yang tampil membawakan pensi, mungkin yang berkesan ada drama yang menggambarkan acara televisi berikut iklannya yang kalau tidak salah dibawakan oleh kelas 1D (mohon dikoreksi). Drama yang mereka bawakan bersifat menghibur, terutama iklannya. Yang paling lucu adalah iklan ‘Susu Murni Nasional’ dan ‘kelihatan, ga kelihatan’ (you know it well). Yang membuatnya semakin lucu adalah properti yang digunakan dalam iklan ‘kelihatan, ga kelihatan’ adalah 100% asli. Jelas saja seluruh peserta Action tertawa terpingkal-pingkal dan beberapa peserta perempuan berteriak malu. πŸ˜€ Entah dapat ide gila dari mana mereka.

O iya, ada juga lomba senam. Musik yang lucu ditambah anggota SATGAS yang ikut senam memang agak aneh dan tampa persiapan, jadilah lomba senam tersebut menjadi acara joget bebas. Bahkan beberapa dari kami yang tidak terdaftar menjadi peserta lomba, ikut-ikutan joget juga. hehe

Selain itu, ada lomba kostum kelas yang diperagakan oleh model-model dadakan perwakilan kelas. SATGAS saat itu diwakili oleh Keisya. Meski ga menang, yang penting pendukungnya heboh lah ya. hehe

Ada games juga lho. Game dilakukan di lapangan belakang gedung D. Permainan diikuti oleh perwakilan kelas, 10 orang kalau ga salah. Ada Maul, Elang, Cahya, Gilang, Lisin, Olga, Tiara, dan entah siapa lagi. Kalau ga salah sih urutan permainannya kaya gini: LO membisikkan kata-kata yang disalurkan ke beberapa anggota yang sudah berbaris sebelumnya, jika sampai di ujung kata-kata yang disampaikan benar, pemegang bola di belakangnya bersiap menerima air yang disalurkan dari depan sampai tempat bolanya penuh dan bola jatuh, kemudian bola ditangkap oleh anggota di belakangnya dan disalurkan menggunakan kertas koran. Kebalik ga ya? Lupa, aku ga ikutan main sih. hehe

Setelah games, kita foto bareng satu kelas di bagian sayap gedung D. Sebenarnya mau foto di air muncrat juga alias bundara JI, tapi waktunya ga sempet.

Acara dilanjutkan di gedung G lagi dengan pembacaan pemenang dari berbagai lomba dalam rangkaian acara Copa in Action 2010. Meskipun SATGAS bisa masuk beberapa nominasi, tapi tak ada satu juara pun nangkring di sini. πŸ˜€ Tapi bagi kami, kebersamaan dan keceriaan selama mengikuti acara ini lebih penting daripada gelar juara itu.

Hadiah bagi kami yang mengikuti acara Copa in Action hingga selesai sangat spesial dan berarti, yaitu JAS ALMA.. πŸ˜€

Kuliah pasti tak lengkap, tak afdol, kalau kita ga punya jas alma. Begitu dapet jas alma, langsung deh narsisnya keluar. Sampai saat penutupan pun panitia yang mengisi acara di depan tidak diperhatikan. Banyak yang malah membuat pesawat dari kertas dan diterbangkan melintasi ruangan gedung G. Gaduh sekali acaranya.

Action membuat kami makin akrab, membuat kami makin kompak, membuat kami tambah semangat menjalani hari-hari bersama, dan yang pasti membuat kami memperoleh jas alma. πŸ˜€

Di tulisan selanjutnya semoga aku dapat mewawancarai beberapa anggota SATGAS yang harus berjuang untuk mendapat jas alma dan emblem Himas.

Tinggalkan komentar